evaluasi kondisi keuangan

Sehatkah Kondisi Keuangan Kamu? Yuk Evaluasi Kondisi Keuangan Tahun ini!

Evaluasi kondisi keuangan akhir tahun wajib kamu lakukan agar target-target finansial tetap terarah. Kondisi keuangan kamu pun bisa terjaga kesehatannya.

Kalender sebentar lagi berganti tahun. Menjelang akhir tahun, mungkin kamu tengah sibuk menyiapkan liburan penutup tahun bersama-sama keluarga atau teman. Sebagian lagi dari kamu mungkin juga mulai sibuk menyusun resolusi tahun baru demi semangat masa depan yang lebih baik.

Namun, sudahkah kamu menengok target-target tahun ini, terutama terkait keuangan pribadi? Review atau evaluasi kondisi keuangan sepanjang tahun ini penting kamu lakukan.

 

Evaluasi Kondisi Keuangan Kamu Tahun ini!

Tanpa evaluasi yang baik, kita akan kesulitan menilai dengan obyektif kondisi finansial kamu sepanjang tahun ini. Tanpa mengevaluasi dengan serius, kita sulit menyusun target-target finansial baru yang tepat. Alasan lainnya, evaluasi finansial penting untuk membantu kita melihat strategi apa yang masih perlu diperbaiki, diganti dan mana yang masih bisa dioptimalkan tahun depan.

Jika kamu ingin mengevaluasi kondisi keuangan, dimulai dari mana? Silakan simak tips berikut ini:

1. Perbarui isi neraca keuangan

 

Sisihkan waktu untuk memperbarui kondisi networth atau kekayaan bersih, juga neraca keuangan ke posisi terbaru. Caranya, bisa dimulai dengan mendaftar aset likuid seperti tabungan, deposito, emas perhiasan, reksadana pasar uang, dan lain-lain.

Lanjutkan dengan mendaftar lagi aset investasi kamu seperti reksadana saham, obligasi seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), sukuk (obligasi syariah), properti (rumah kedua, tanah, dan lain sebagainya).

Jangan lupa pula mengisi daftar aset guna yang kamu miliki. Termasuk dalam kelompok ini adalah mobil yang kamu pakai, rumah yang kamu tempati, dan lain-lain.

Setelah semua aset terdaftar, saatnya kamu mendaftar beban kewajiban seperti sisa cicilan mobil, cicilan rumah, utang kartu kredit, dan utang-utang lain yang kamu tanggung. Selisih dari total aset dengan total kewajiban inilah yang disebut kekayaan bersih atau networth kamu.

2. Cek lagi status gaji dan bonus setahun terakhir

 

Lihat dan catatlah saldo terakhir di rekening-rekening investasi. kamu perlu mengecek juga status dan nilai gaji 11 bulan belakangan berikut aneka bonus yang sudah kamu terima di luar penghasilan rutin.

Langkah ini penting untuk melihat tingkat pendapatan atau penerimaan dompet kamu selama setahun belakangan. Mengetahui total pendapatan selama setahun ini juga perlu untuk membuat proyeksi target pendapatan kamu tahun depan. Dari data pendapatan ini, kamu juga bisa mengukur rasio menabung kamu atau kemampuan kamu menyisihkan pendapatan untuk tabungan.

3. Teliti kembali arus pengeluaran dalam 3 bulan terakhir

 

Selesai dengan kolom pendapatan, saatnya kamu melihat dengan teliti histori pengeluaran kamu dalam 3 bulan terakhir. Apakah banyak pengeluaran tidak terduga? Apakah banyak pengeluaran yang melampaui batas budget yang telah kamu tetapkan sebelumnya? Catatlah di mana titik-titik rawan kebocoran pengeluaran dompet, sehingga kamu bisa berstrategi bagaimana tahun depan supaya tidak terjadi hal serupa.

Setelah daftar pengeluaran sudah kamu kantongi, dari situ kamu bisa menghitung arus kas apakah surplus atau defisit. Bila terjadi defisit, catatlah apa saja pemicunya. Dari pengecekan itu, dapat kamu lihat sejauh mana tingkat kesehatan kocek.

4. Hitung rasio untuk indikator kesehatan dompet

 

Dalam menggelar financial check-up, ada beberapa rasio keuangan yang bisa kamu gunakan untuk mengukur tingkat kesehatan kocek. Antara lain, rasio likuiditas yang berguna untuk mengukur ketersediaan dana darurat. Jumlah ideal untuk lajang adalah 3 bulan pendapatan bulanan. Besar dana darurat akan lebih besar lagi bila status kamu sudah menikah apalagi bila telah memiliki anak.

Rasio tabungan bisa kamu hitung melalui pembagian nilai surplus bulanan dengan pendapatan bulanan. Misal, setiap bulan keuangan kamu surplus Rp 1 juta. Sedang pendapatan bulanan kamu Rp 7 juta. Berarti rasio bulanan kamu sekitar 14%. Rasio tabungan yang ideal adalah minimal 10%.

Rasio utang sebuah keuangan yang sehat tidak boleh melebihi 30% dari pendapatan bulanan. Lalu, ada pula rasio investasi untuk mengukur porsi aset investasi terhadap kekayaan bersih. Semakin besar angkanya, semakin baik.

Terakhir, kamu bisa mengukur rasio solvabilitas untuk mengukur nilai kekayaan kamu sesungguhnya terhadap total aset yang kamu miliki. Angka minimal 35% dari total aset.

5. Evaluasi kinerja investasi

 

kamu sudah menjalankan beberapa rencana keuangan untuk masa depan. Rencana-rencana keuangan itu memanfaatkan berbagai macam instrumen atau produk keuangan untuk mencapainya. Di akhir tahun, perlu juga bagi kita mengevaluasi kinerja produk investasi yang kita miliki. Caranya bagaimana?

Pertama, bandingkan return produk investasi kamu dengan produk sejenis di pasar. Apakah angkanya lebih baik atau sebaliknya? Informasi kinerja berbagai produk pasar keuangan bisa kamu lihat di berbagai platform online.

Agar pengukuran kinerja bisa lebih presisi, bandingkan dengan acuan yang tepat. Misalnya, produk investasi yang kamu miliki berjenis reksadana saham. Maka, acuan yang paling tepat untuk melihat adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bisa juga kamu membandingkannya dengan Indeks Reksadana Saham.

Kedua, periksalah apakah capaian return produk investasi yang kamu miliki sudah sesuai dengan target yang kamu asumsikan dalam hitungan awal. Misalkan, untuk dana sekolah anak, kamu memutar investasi di produk reksadana saham dengan asumsi kenaikan 25% per tahun. Apakah angka itu tercapai?

Ketiga, bila asumsi hitungan awal dalam tujuan keuangan tidak tercapai, yaitu ketika imbal hasil berada di bawah benchmark pasar, kamu bisa menempuh beberapa hal, antara lain, mengalihkan atau switching investasi ke produk keuangan lain. Pastikan pindah ke produk keuangan dengan potensi keuntungan lebih baik dengan risiko sama atau lebih kecil.

Tapi, jangan lupa lihat juga kondisi pasar keseluruhan. Bila angka yang menjadi benchmark atau acuan produk memang di bawah target kita, lebih baik lanjutkan saja di produk yang sama. Karena itu berarti penyebab tingkat keuntungan yang rendah adalah karena kondisi pasar sedang tidak bagus.

Scroll to Top